
Nikmat Allah Untuk Apa Seharusnya
Digunakan
Nikmat Allah
Untuk Apa Seharusnya Digunakan
Segala puji hanya bagi Allah Shubhanahu wa ta’alla, kami
memuji -Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada -Nya,
kami berlindung kepada -Nya dari kejahatan diri-diri kami dan
kejelekan amal perbuatan kami. Barangsiapa yang Allah
Shubhanahu wa ta’alla beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat
menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah Shubhanahu wa
ta’alla sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya
petunjuk.
Aku bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak
diibadahi dengan benar kecuali Allah Shubhanahu wa ta’alla
semata, yang tidak ada sekutu bagi -Nya. Dan aku juga bersaksi
bahwasannya Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam
adalah hamba dan Rasul -Nya. Amma Ba'du:
Akal yang kita miliki merupakan nikmat, begitu pula
pendengaran, penglihatan dan juga hati, semuanya merupakan
anugerah ilahi. Dan bila kita cermati maka semua sarana tadi
merupakan media untuk dapat mengenali sesuatu. Akan tetapi,
adakah seorang muslim yang telah sempurna didalam
memanfaatkan nikmat-nikmat tadi, kemudian menunaikan
bentuk syukurnya kepada Sang pemberi. Dimana Allah
Shubhanahu wa ta’alla menerangkan pada kita dalam salah satu
firman -Nya:
"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatupun, dan -Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur". (QS
an-Nahl: 78).
Sesungguhnya setiap pribadi kita mempunyai tanggung
jawab terhadap nikmat-nikmat diatas, maka wajib bagi kita untuk
menggunakan nikmat-nikmat tadi didalam ketaatan kepada Allah
Shubhanahu wa ta’alla bukan sebaliknya untuk bermaksiat pada -Nya, digunakan untuk perkara yang dihalalkan bukan yang
diharamkan, disumbangkan dalam kebenaran bukan dalam
kebatilan, diarahkan dalam kebaikan bukan dalam kejelekan.
Karena Allah Shubhanahu wa ta’alla menyatakan didalam firman -Nya:
"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,
5
penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan
jawabnya". (QS al-Israa': 36).
Apakah sudah kita gunakan akal kita untuk memahami?
Karena Allah ta'ala menyatakan dalam firman -Nya:
"Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa al-Qur'an dengan
berbahasa Arab, agar kamu memahaminya". (QS Yusuf: 2).
Apakah akal yang kita miliki sudah kita gunakan untuk berfikir?
Dimana Allah Shubhanahu wa ta’alla menyatakan dalam firman
Nya:
"Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami)
kepada orang-orang berfikir". (QS Yunus: 24).
Apakah pendengaran yang bertengger disisi kepala kita sudah kita
gunakan untuk semestinya? Yang mana Allah Shubhanahu wa
ta’alla telah menegur kita didalam firman -Nya:
"Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
(kekuasaan Allah). Maka Apakah mereka tidak mendengarkan?
(QS as-Sajdah: 26).
Apakah penglihatan yang kita miliki sudah kita gunakan pada
tempatnya? Bukankah Allah Shubhanahu wa ta’alla menyatakan
didalam firman -Nya:
"Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak
memperhatikan? (QS adz-Dzariyaat: 21).
Apakah kita sudah mempergunakannya untuk memperhatikan
sekeliling kita? Bukankah Allah Shubhanahu wa ta’alla telah
menyatakan dalam firman -Nya:
"Katakanlah: "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi.
tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang
memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman". (QS
Yunus: 101).
Tidakkah kita memahami betapa agung Dzat yang telah
menciptakan, dan betapa besar penciptaan -Nya tersebut. mulai
dari penciptaan langit dan bumi, matahari dan bulan, tata surya
beserta rasi bintang nya, air dan tanah, benda mati dan tumbuh
tumbuhan, malaikat dan jin, manusia dan hewan, malam dan
7
siang, angin dan gempa, api dan biji-bijan. Itu semua adalah
ciptaan Dzat yang satu yaitu Allah Shubhanahu wa ta’alla.
sebagaimana firman -Nya:
"Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala
sesuatu". (QS az-Zumar: 62).
Apakah engkau pernah mengetahui ada seorang selain Allah
Shubhanahu wa ta’alla yang menciptakan makhluk-makhluk
tersebut?
Sangat jauh sekali, bahkan bagi Allah Shubhanahu wa
ta’alla semata hak mencipta dan mengatur. Sebagaimana di
tegaskan didalam firman -Nya:
"Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah.
Maha suci Allah, Tuhan semesta alam". (QS al-A'raaf: 54).
Apakah engkau pernah mengetahui ada seseorang yang mampu
membolak-balikkan malam dan siang selain Allah azza wa jalla?
Duhai sangat jauh sekali, karena hanya -Dia yang mampu
melakukan hal itu, seperti ditegaskan dalam firman -Nya:
"Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada
yang demikian itu terdapat pelajaran yang besar bagi orang
orang yang mempunyai penglihatan". (QS an-Nuur: 44).
Apakah engkau pernah mengetahui ada seseorang yang mampu
menundukkan matahari dan bulan selain Allah ta'ala?
Duhai sangat jauh sekali, karena bagi -Nya semata yang mampu
melakukan nya. Sebagaimana dijelaskan dalam firman -Nya:
"Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan
yang terus menerus beredar (dalam orbitnya)". (QS Ibrahim: 33).
Apakah engkau mengetahui ada seseorang selain Allah
Shubhanahu wa ta’alla yang menciptakan manusia? Duhai sangat
jauh sekali, karena hanya -Dia yang mampu melakukannya.
Sebagaiman Allah Shubhanahu wa ta’alla jelaskan dalam firman
Nya:
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya". (QS at-Tiin: 4).
Apakah engkau mengetahui ada seseorang selain Allah
Shubhanahu wa ta’alla yang mampu mengurusi angin kemana
bergerak?
Duhai sangat jauh sekali, karena hanya Allah Shubhanahu wa
ta’alla semata yang mampu melakukannya. Seperti yang -Dia
terangkan dalam firman -Nya:
"Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan
awan". (QS ar-Ruum: 48).
Apakah engkau mengetahui ada seseorang selain Allah
Shubhanahu wa ta’alla yang ikut serta menciptakan langit dan
bumi? Sangat jauh sekali, karena hanya Allah Shubhanahu wa
ta’alla yang mampu melakukannya. Sebagaimana dijelaskan
dalam fireman -Nya:
"Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit
dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas
'Arsy untuk mengatur segala urusan. tiada seorangpun yang akan
memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin -Nya. (Dzat) yang
demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka
apakah kamu tidak mengambil pelajaran?". (QS Yunus: 3).
Siapakah yang menjadikan bumi ini terbentang? Siapakah yang
menjadikan malam sebagai penutup siang? Siapakah yang
menjadikan siang sebagai sarana untuk mencari penghidupan?
Siapakah yang menciptakan hewan dan tumbuh-tumbuhan?
Siapakah yang mengangkat langit tanpa ada tiang penyangga?
Siapakah yang menggerakkan angin? Siapakah yang memberi rizki
para hamba? Siapakah yang menciptakan segala sesuatu
kemudian menjadikan masing-masing mempunyai takdir?
Sesungguhnya itu lah Allah Shubhanahu wa ta’alla
semata yang tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain -Dia, yang tidak ada Rabb yang mengatur selain -Dia.
Sebagaimana dijelaskan dalam firman -Nya:
"(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan
kamu; tidak ada Tuhan selain dia; Pencipta segala sesuatu, maka
sembahlah dia; dan -Dia adalah pemelihara segala sesuatu. -Dia
tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat
11
melihat segala yang kelihatan; dan -Dialah yang Maha Halus lagi
Maha mengetahui". (QS al-An'aam: 102-103).
Itulah ayat-ayat yang agung, yang diciptakan oleh Dzat yang tidak
lemah oleh sesuatu apapun dimuka bumi ini tidak pula dilangit.
Sesungguhnya keberadaan ayat-ayat tadi menunjukan
tentang keberadaan Penciptanya. Keagungan ayat-ayat tadi
membuktikan tentang ke Maha agungan Penciptanya. Dan
kekuatan ayat-ayat tadi menunjukan tentang kemampuan
Penciptanya. Dan pergerakan dan diamnya ayat-ayat tadi
menunjukan tentang kehidupan Penciptanya serta pengaruhnya.
Maha suci Allah, penguasa alam semesta. Allah Shubhanahu wa
ta’alla menyatakan dalam firman -Nya:
"Inilah ciptaan Allah, maka perlihatkanlah olehmu kepadaku apa
yang telah diciptakan oleh sembahan-sembahan(mu) selain Allah.
sebenarnya orang- orang yang zalim itu berada di dalam
kesesatan yang nyata". (QS Luqman: 11).
Tidakkah engkau menyadari betapa Agung yang
diciptakan yang menciptakan dan yang di kuasai. Betapa agung
penciptaan Allah Shubhanahu wa ta’alla yang menguasai itu
12
semua. Allah Shubhanahu wa ta’alla menyatakan dalam firman
Nya:
"Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau
berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan
Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki.
Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau
hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah
segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala
sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau
masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup
dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup.
dan Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab
(batas)". (QS al-Imraan: 26-27).
Mungkinkah Melihat Allah ?
Pernah ada seseorang yang bertanya padaku,
"Sesungguhnya nikmat penglihatan ini merupakan bagian dari
sekian banyak nikmat yang Allah Shubhanahu wa ta’alla
karunikan pada kita semua, dengan penglihatan tadi saya mampu
melihat langit dengan segala keajaibannya, juga saya bisa
menyaksikan matahari dengan cahayanya, bintang gemintang
dengan keindahannya, bumi ini dengan dataran dan gunung
gunungnya, tumbuh-tumbahan dan hewan-hewannya, daratan
dan lautannya.
Sungguh dari situ aku merasakan betapa agung
penciptanya, dan saya sangat yakin kalau itu semua pasti ada
penciptanya, akan tetapi, pertanyaan yang mengganjal, apakah
mungkin saya mampu melihat Allah Shubhanahu wa ta’alla
sebagaimana saya mampu melihat ciptaan -Nya tadi? Saya
katakan padanya, "Sesungguhnya Allah Shubhanahu wa ta’alla
menciptakan alam semesta ini dengan segala isinya, mulai dari
makhluk-makhluk besar seperti langit dan bumi, matahari dan
bulan, manusia dan binatang, benda mati dan tumbuh-tumbuhan,
dan lain sebagainya.
Allah ta'ala jadikan semua makhluk-makhluk tadi sebagai
tanda serta bukti yang nyata bagi orang yang masih selamat akal
pikirannya,
yang menggambarkan tentang keberadaan,
keagungan serta ke esaan Allah azza wa jalla. seperti dikatakan,
"Pada segala sesuatu ada tanda yang menunjukan akan ke esaan
Nya". Dia menyatakan, "Tidak diragukan lagi kebenaran
13
ucapanmu, tapi, apakah cukup sampai disini, atau ada tambahan
lagi? Ia, jawabku.
Sesungguhnya indera mata yang kecil lagi sempit ini
mempunyai batasan penglihatan yang mampu dijangkaunya,
karena tidak mungkin semua yang ada wujudnya mampu
dilihatnya. Maka, penglihatan yang masuk dalam kapasitas
jangkauan mata kita sangatlah terbatas, demikian pula yang
dilihat juga terbatas. Seperti misalnya; Angin ada bentuknya, tapi,
apakah engkau mampu melihatnya? Tidak bisa. Akal yang ada
dikepala itu juga ada bentuknya, tapi, apakah engkau mampu
melihatnya? Tidak bisa. Ruh yang ada ditubuh seorang manusia
juga bentuknya ada, tapi, apakah engkau mampu melihatnya?
Jawabannya juga tidak bisa.
Dari itu kita menyakini bahwa benda-benda ini, ada
wujudnya akan tetapi tidak bisa terlihat, yang terlihat hanyalah
akibat serta efeknya saja. Apakah dirimu bisa melihat orang yang
terhalangi tembok? Tentu sulit. Apakah engkau mampu melihat
bumi secara detail atau dirimu melihat semua bintang yang ada
dilangit? Sudah dapat dipastikan dirimu tidak akan sanggup untuk
melihatnya kecuali sedikit saja diantaranya.
Apakah engkau mampu menyaksikan sesuatu yang jauh,
atau sesuatu yang dekat tapi lembut? Itu juga tidak mungkin.
Apakah dirimu tahan melihat panas matahari dengan mata
telanjang disiang hari bolong? Mustahil kamu dapat melakukan
tanpa bantuan alat. Apakah mungkin kamu mendaki gunung
hanya dengan menggunakan tanganmu, atau memasukkan
khayalan dari makanan yang paling enak sekalipun kedalam
perutmu, atau melihat udara dengan mata telanjang? Sangat
mustahil. Karena dirimu lemah, kemampuan yang engkau miliki
juga lemah, yang tidak mungkin engkau sanggup untuk
menggapai seluruhnya. Dan Allah Shubhanahu wa ta’alla
menyatakan hal itu didalam firman -Nya:
"Allah hendak memberikan keringanan kepadamu dan manusia
dijadikan bersifat lemah". (QS an-Nisaa': 28).
Karena sesungguhnya sifat perfect (sempurna) itu semua
hanya milik Allah Shubhanahu wa ta’alla semata, dan sifat mulia
itu semua juga milik -Nya semata, dan sifat agung itu juga semua
milik Allah Shubhanahu wa ta’alla semata. Sebagaimana di
jelaskan didalam fiman -Nya:
"Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan
Dia. Dia mempunyai asmaaul husna (nama-nama yang baik)". (QS
Thahaa: 8).
Sesungguhnya kursinya Allah Shubhanahu wa ta’alla seluas langit
dan bumi, dan –Dia bersemayam diatas Arsy -Nya, yang bentuk
ciptaan -Nya tidak sebanding sama sekali dengan kursi tempat
menaruh kedua kaki -Nya, dan langit yang tujuh lapis bila
dibanding dengan Arsy kecuali seperti cincin yang dilempar ke
tengah padang pasir. Bila demikian, bagaimana mungkin engkau
bisa melihat dan menjangkau Allah Shubhanahu wa ta’alla
dengan bola mata yang lemah lagi terbatas jangkauannya.
Sesungguhnya Allah Shubhanahu wa ta’alla adalah
pemberi cahaya langit dan bumi, seperti dijelaskan dalam firman
Nya yang menyatakan:
"Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi". (QS an-Nuur:
35).
Dan Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah
ditanya apakah melihat Allah (ketika mi'raj) kelangit tujuh? Beliau
menjawab, "Cahaya, bagaimana mungkin aku bisa melihat -Nya".
HR Muslim no: 178.
17
Dalam redaksi lain Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
"Hijab penutupnya adalah cahaya yang kalau seandainya tabir
tersebut dibuka niscaya akan hancur setiap makhluk yang
memandang -Nya". HR Muslim no: 179.
Sehingga sangat jauh sekali kemungkinan kedua matamu yang
lemah itu, yang digunakan untuk melihat cahaya matahari saja
tidak sanggup, apalagi melihat Allah Shubhanahu wa ta’alla
secara langsung. Tidakkah engkau menyadari betapa
menakjubkan kondisi orang, yang sejatinya sangat lalim dan
bodoh.
Dan dengarlah kisah, tatkala Musa 'alaihi sallam
memohon pada Rabbnya untuk diberi kesempatan melihat -Nya,
maka Allah Shubhanahu wa ta’alla mengabarkan padanya kalau
dirinya tidak mungkin akan sanggup untuk melihatnya, kemudian –Dia menyuruh Musa untuk mengalihkan penglihatannya ke arah
18
gunung manakala –Dia menampakkan pada gunung tersebut,
dalam rangka pembuktian, menguatkan penolakan yang Allah
Shubhanahu wa ta’alla lakukan padanya. Dan hal itu direkam
secara jelas oleh Allah ta'ala melalui firman -Nya:
"Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada
waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman
(langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku,
nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat
kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak
sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap
di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat
Ku". tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu,
dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh
pingsan. maka setelah Musa sadar kembali, Dia berkata: "Maha
suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang
pertama-tama beriman". (QS al-A'raaf: 143).
Lihat pada gunung ini, dengan ukuran yang demikian
besar bersama materi partikel yang begitu keras, tidak sanggup
19
menahan tatkala Allah Shubhanahu wa ta’alla menampakkan
padanya. Lantas bagaimana mungkin seorang manusia akan
melihat -Nya secara langsung dimuka bumi ini dengan
penglihatan mata yang serba lemah yang tidak sanggup menahan
hanya untuk melihat matahari! Atau untuk melihat udara, akal,
serta ruh, bagaimana mungkin hal itu sanggup, maka Maha suci
Allah Shubhanahu wa ta’alla yang menyatakan dalam firman
Nya:
"Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang -Dia
dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah yang Maha
Halus lagi Maha mengetahui". (QS al-An'aam: 103).
Maka adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu, sedangkan
Dia tidak mungkin sanggup dikuasai oleh yang lain.
Allah Shubhanahu wa ta’alla Maha mampu melakukan
segala sesuatu, -Dia Maha menguasi setiap makhluk, sedangkan
tidak ada seorang makhlukpun yang sanggup menguasai -Nya.
Allah Shubhanahu wa ta’alla Maha meliputi setiap makhluk,
sedangkan tidak ada seorang makhlukpun yang sanggup meliputi
20 -Nya. Maha benar Allah Shubhanahu wa ta’alla yang menyatakan
dalam firman -Nya:
"Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan
yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman
Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan
Nya. Maha suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka
persekutukan". (QS az-Zumar: 67).
Dan diantara bentuk kasih sayang dan hikmah yang Allah
Shubhanahu wa ta’alla berikan pada para hamba -Nya adalah
menjadikan makhluk -Nya tidak bisa melihat -Nya didunia,
dikarenakan mereka kalau seandainya mampu melihat dengan
keagungan dan kebesaran -Nya niscaya mereka akan taat kepada -Nya dan tidak berani melakukan perbuatan maksiat kepada -Nya
selama-lamanya. Maka hilang lah hikmah diadakannya beban
taklif perintah dan larangan, akan percuma adanya ganjaran dan
hukuman, oleh karena itu -Dia melarang kita untuk bisa melihat
Nya didunia, dikarenakan Allah Shubhanahu wa ta’alla
menginginkan supaya kita mendatangi -Nya, beriman kepada
Nya, serta mentaati -Nya dalam keadaan kita bebas menentukan
21
tanpa adanya paksaan. Allah Shubhanahu wa ta’alla menyatakan
didalam firman -Nya:
"Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu, maka
barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan
barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". (QS al-Kahfi: 29).
Seorang raja dunia saja tidak ada yang berani
melawannya ketika sedang berada dihadapannya atau berada
didaerah kekuasaannya karena rasa segan dan hormat padanya,
lantas bagaimana kalau seandainya kita melihat Raja diraja, yaitu
Allah azza wa jalla. Akan tetapi kita bisa melihat -Nya didunia ini
dengan perantara hati bukan dengan mata telanjang, kita melihat
ciptaan -Nya dari sekian juta makhluk yang berada disekeliling
kita beserta keagungan ciptaan -Nya. Allah Shubhanahu wa ta’alla
menyatakan dalam firman -Nya:
"(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan
kamu, tidak ada Tuhan selain -Dia, Pencipta segala sesuatu, maka
sembahlah -Dia, dan -Dia adalah pemelihara segala sesuatu. -Dia
tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang -Dia dapat
melihat segala yang kelihatan; dan -Dialah yang Maha Halus lagi
Maha mengetahui". (QS al-An'aam: 102-103).
Namun, bukan berarti Allah Shubhanahu wa ta’alla tidak
bisa dilihat selama-lamanya, karena orang-orang yang beriman
kelak akan melihat -Nya secara langsung diakhirat sebagai bentuk
penghargaan pada mereka. Seperti yang ditegaskan oleh Allah
Shubhanahu wa ta’alla didalam firman -Nya:
"Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri.
Kepada Tuhannyalah mereka melihat". (QS al-Qiyaamah: 22-23).
Oleh karena itu, wajib bagi kita untuk mengenali sifat
sifat pencipta kita melalui perantara tanda-tanda kekuasaan -Nya
dan makhluk-makhluk -Nya yang tersebar memenuhi ruang langit
23
dan bumi, dan adanya pengaturan pada makhluk menunjukan
adanya yang mengatur, adanya ilmu menunjukan adanya yang
maha mengetahui, adanya kemampuan menunjukan adanya yang
maha mampu, adanya nikmat menunjukan adanya yang memberi
nikmat, adanya perawatan menunjukan adanya yang merawat,
demikian seterusnya. Dan Allah Shubhanahu wa ta’alla
menyatakan didalam firman -Nya:
"Allah -lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula
bumi. perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui
bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan
sesungguhnya Allah ilmu -Nya benar-benar meliputi segala
sesuatu". (QS ath-Thalaq: 12).
Maka ilmu yang paling besar, serta pondasi ilmu yang terbaik
adalah mengetahui Allah Shubhanahu wa ta’alla dan nama-nama
serta sifat-sifat -Nya dan perbuatan -Nya, kekuasaan, agama, janji
serta ancaman -Nya. Allah Shubhanahu wa ta’alla menyatakan
didalam firman -Nya:
"Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah yang
berhak disembah selain Allah dan mohonlah ampunan bagi
dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan
perempuan. dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan
tempat kamu tinggal". (QS Muhammad: 19).
Orang tersebut lalu menyatakan, "Semoga Allah Shubhanahu wa
ta’alla memberimu taufik, sungguh sekarang aku menjadi paham
dengan obrolan ringkas yang banyak mengandung faidah ini.
Duhai betapa meruginya para hamba, sangat disesalkan
masih adanya kebodohan, celaka bila enggan berfikir dan
merenung, sesungguhnya kitab suci yang Allah Shubhanahu wa
ta’alla turunkan pada kita mengandung segala penjelasan.
Apakah kita sudah membaca al-Qur'an? Karena sesungguhnya
dirimu tidak mungkin mendapati kebenaran sejati yang jelas dan
gamblang melainkan melalui ayat-ayat -Nya serta mukjizat yang
tersimpan didalamnya. Allah Shubhanahu wa ta’alla menyatakan
didalam firman -Nya:
"Itulah ayat-ayat Allah yang Kami membacakannya kepadamu
dengan sebenarnya; maka dengan perkataan manakah lagi
mereka akan beriman sesudah (kalam) Allah dan keterangan
keterangan -Nya". (QS al-Jaatsiyah: 6).
Ya Allah berilah taufik kepada kami untuk mudah mengamalkan
isi kitab -Mu dan mengikuti sunah nabi -Mu, dan jadikan kami
sebagai orang-orang yang apabila mendengar ucapan yang baik
mampu memilah dan mengikuti yang benar.