Artikel

Nikmat Allah Untuk Apa Seharusnya 


Digunakan 





Nikmat Allah  


Untuk Apa Seharusnya Digunakan 


Segala puji hanya bagi Allah Shubhanahu wa ta’alla, kami 


memuji -Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada -Nya, 


kami berlindung kepada -Nya dari kejahatan diri-diri kami dan 


kejelekan amal perbuatan kami. Barangsiapa yang Allah 


Shubhanahu wa ta’alla beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat 


menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah Shubhanahu wa 


ta’alla sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya 


petunjuk. 


Aku bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak 


diibadahi dengan benar kecuali Allah Shubhanahu wa ta’alla 


semata, yang tidak ada sekutu bagi -Nya. Dan aku juga bersaksi 


bahwasannya Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam 


adalah hamba dan Rasul -Nya. Amma Ba'du:  


Akal yang kita miliki merupakan nikmat, begitu pula 


pendengaran, penglihatan dan juga hati, semuanya merupakan 


anugerah ilahi. Dan bila kita cermati maka semua sarana tadi 


merupakan media untuk dapat mengenali sesuatu. Akan tetapi, 


adakah seorang muslim yang telah sempurna didalam 


memanfaatkan nikmat-nikmat tadi, kemudian menunaikan 





bentuk syukurnya kepada Sang pemberi. Dimana Allah 


Shubhanahu wa ta’alla menerangkan pada kita dalam salah satu 


firman -Nya: 


 


"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan 


tidak mengetahui sesuatupun, dan -Dia memberi kamu 


pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur". (QS 


an-Nahl: 78). 


 


Sesungguhnya setiap pribadi kita mempunyai tanggung 


jawab terhadap nikmat-nikmat diatas, maka wajib bagi kita untuk 


menggunakan nikmat-nikmat tadi didalam ketaatan kepada Allah 


Shubhanahu wa ta’alla bukan sebaliknya untuk bermaksiat pada         -Nya, digunakan untuk perkara yang dihalalkan bukan yang 


diharamkan, disumbangkan dalam kebenaran bukan dalam 


kebatilan, diarahkan dalam kebaikan bukan dalam kejelekan. 


Karena Allah  Shubhanahu wa ta’alla menyatakan didalam firman -Nya: 





"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai 


pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, 


 





penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan 


jawabnya". (QS al-Israa': 36). 


 


Apakah sudah kita gunakan akal kita untuk memahami? 


Karena Allah ta'ala menyatakan dalam firman -Nya: 





"Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa al-Qur'an dengan 


berbahasa Arab, agar kamu memahaminya". (QS Yusuf: 2). 


 


Apakah akal yang kita miliki sudah kita gunakan untuk berfikir? 


Dimana Allah Shubhanahu wa ta’alla menyatakan dalam firman 


Nya: 





"Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) 


kepada orang-orang berfikir". (QS Yunus: 24). 


Apakah pendengaran yang bertengger disisi kepala kita sudah kita 


gunakan untuk semestinya? Yang mana Allah Shubhanahu wa 


ta’alla telah menegur kita didalam firman -Nya: 





"Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda 


(kekuasaan Allah). Maka Apakah mereka tidak mendengarkan? 


(QS as-Sajdah: 26). 





Apakah penglihatan yang kita miliki sudah kita gunakan pada 


tempatnya? Bukankah Allah Shubhanahu wa ta’alla menyatakan 


didalam firman -Nya: 





"Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak 


memperhatikan? (QS adz-Dzariyaat: 21). 


 


Apakah kita sudah mempergunakannya untuk memperhatikan 


sekeliling kita? Bukankah Allah Shubhanahu wa ta’alla telah 


menyatakan dalam firman -Nya: 





"Katakanlah: "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. 


tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang 


memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman". (QS 


Yunus: 101). 


 


Tidakkah kita memahami betapa agung Dzat yang telah 


menciptakan, dan betapa besar penciptaan -Nya tersebut. mulai 


dari penciptaan langit dan bumi, matahari dan bulan, tata surya  


beserta rasi bintang nya, air dan tanah, benda mati dan tumbuh


tumbuhan, malaikat dan jin, manusia dan hewan, malam dan 


 





siang, angin dan gempa, api dan biji-bijan. Itu semua adalah 


ciptaan Dzat yang satu yaitu Allah Shubhanahu wa ta’alla. 


sebagaimana firman -Nya: 





"Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala 


sesuatu". (QS az-Zumar: 62). 


 


Apakah engkau pernah mengetahui ada seorang selain Allah 


Shubhanahu wa ta’alla yang menciptakan makhluk-makhluk 


tersebut?  


Sangat jauh sekali, bahkan bagi Allah Shubhanahu wa 


ta’alla semata hak mencipta dan mengatur. Sebagaimana di 


tegaskan didalam firman -Nya: 





"Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. 


Maha suci Allah, Tuhan semesta alam". (QS al-A'raaf: 54). 


 


Apakah engkau pernah mengetahui ada seseorang yang mampu 


membolak-balikkan malam dan siang selain Allah azza wa jalla? 


Duhai sangat jauh sekali, karena hanya -Dia yang mampu 


melakukan hal itu, seperti ditegaskan dalam firman -Nya: 





"Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada 


yang demikian itu terdapat pelajaran yang besar bagi orang


orang yang mempunyai penglihatan". (QS an-Nuur: 44). 


 


Apakah engkau pernah mengetahui ada seseorang yang mampu 


menundukkan matahari dan bulan selain Allah ta'ala?  


Duhai sangat jauh sekali, karena bagi -Nya semata yang mampu 


melakukan nya. Sebagaimana dijelaskan dalam firman -Nya: 





"Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan 


yang terus menerus beredar (dalam orbitnya)". (QS Ibrahim: 33). 


 


Apakah engkau mengetahui ada seseorang selain Allah 


Shubhanahu wa ta’alla yang menciptakan manusia? Duhai sangat 


jauh sekali, karena hanya -Dia yang mampu melakukannya. 


Sebagaiman Allah Shubhanahu wa ta’alla jelaskan dalam firman 


Nya: 





"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk 


yang sebaik-baiknya". (QS at-Tiin: 4). 





Apakah engkau mengetahui ada seseorang selain Allah 


Shubhanahu wa ta’alla yang mampu mengurusi angin kemana 


bergerak?  


Duhai sangat jauh sekali, karena hanya Allah Shubhanahu wa 


ta’alla semata yang mampu melakukannya. Seperti yang -Dia 


terangkan dalam firman -Nya: 





"Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan 


awan". (QS ar-Ruum: 48). 


 


Apakah engkau mengetahui ada seseorang selain Allah 


Shubhanahu wa ta’alla yang ikut serta menciptakan langit dan 


bumi? Sangat jauh sekali, karena hanya Allah Shubhanahu wa 


ta’alla yang mampu melakukannya. Sebagaimana dijelaskan 


dalam fireman -Nya: 





"Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit 


dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 


'Arsy untuk mengatur segala urusan. tiada seorangpun yang akan 





memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin -Nya. (Dzat) yang 


demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka 


apakah kamu tidak mengambil pelajaran?". (QS Yunus: 3). 


Siapakah yang menjadikan bumi ini terbentang? Siapakah yang 


menjadikan malam sebagai penutup siang? Siapakah yang 


menjadikan siang sebagai sarana untuk mencari penghidupan? 


Siapakah yang menciptakan hewan dan tumbuh-tumbuhan? 


Siapakah yang mengangkat langit tanpa ada tiang penyangga? 


Siapakah yang menggerakkan angin? Siapakah yang memberi rizki 


para hamba? Siapakah yang menciptakan segala sesuatu 


kemudian menjadikan masing-masing mempunyai takdir? 


Sesungguhnya itu lah Allah Shubhanahu wa ta’alla 


semata yang tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain -Dia, yang tidak ada Rabb yang mengatur selain -Dia. 


Sebagaimana  dijelaskan dalam firman -Nya: 





"(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan 


kamu; tidak ada Tuhan selain dia; Pencipta segala sesuatu, maka 


sembahlah dia; dan -Dia adalah pemelihara segala sesuatu. -Dia 


tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat 


 


11 


melihat segala yang kelihatan; dan -Dialah yang Maha Halus lagi 


Maha mengetahui". (QS al-An'aam: 102-103). 


 


Itulah ayat-ayat yang agung, yang diciptakan oleh Dzat yang tidak 


lemah oleh sesuatu apapun dimuka bumi ini tidak pula dilangit. 


Sesungguhnya keberadaan ayat-ayat tadi menunjukan 


tentang keberadaan Penciptanya. Keagungan ayat-ayat tadi 


membuktikan tentang ke Maha agungan Penciptanya. Dan 


kekuatan ayat-ayat tadi menunjukan tentang kemampuan 


Penciptanya. Dan pergerakan dan diamnya ayat-ayat tadi 


menunjukan tentang kehidupan Penciptanya serta pengaruhnya. 


Maha suci Allah, penguasa alam semesta. Allah Shubhanahu wa 


ta’alla menyatakan dalam firman -Nya: 





"Inilah ciptaan Allah, maka perlihatkanlah olehmu kepadaku apa 


yang telah diciptakan oleh sembahan-sembahan(mu) selain Allah. 


sebenarnya orang- orang yang zalim itu berada di dalam 


kesesatan yang nyata". (QS Luqman: 11). 


Tidakkah engkau menyadari betapa Agung yang 


diciptakan yang menciptakan dan yang di kuasai. Betapa agung 


penciptaan Allah Shubhanahu wa ta’alla yang menguasai itu 


 


12 


semua. Allah Shubhanahu wa ta’alla menyatakan dalam firman 


Nya: 





"Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau 


berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan 


Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. 


Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau 


hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah 


segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala 


sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau 


masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup 


dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. 


dan Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab 


(batas)". (QS al-Imraan: 26-27). 


 


Mungkinkah Melihat Allah ? 


Pernah ada seseorang yang bertanya padaku, 


"Sesungguhnya nikmat penglihatan ini merupakan bagian dari 


sekian banyak nikmat  yang Allah Shubhanahu wa ta’alla 


karunikan pada kita semua, dengan penglihatan tadi saya mampu 


melihat langit dengan segala keajaibannya, juga saya bisa 


menyaksikan matahari dengan cahayanya, bintang gemintang 


dengan keindahannya, bumi ini dengan dataran dan gunung


gunungnya, tumbuh-tumbahan dan hewan-hewannya, daratan 


dan lautannya.  


Sungguh dari situ aku merasakan betapa agung 


penciptanya, dan saya sangat yakin kalau itu semua pasti ada 


penciptanya, akan tetapi, pertanyaan yang mengganjal, apakah 


mungkin saya mampu melihat Allah Shubhanahu wa ta’alla 


sebagaimana saya mampu melihat ciptaan -Nya tadi? Saya 


katakan padanya, "Sesungguhnya Allah Shubhanahu wa ta’alla 


menciptakan alam semesta ini dengan segala isinya, mulai dari 


makhluk-makhluk besar seperti langit dan bumi, matahari dan 


bulan, manusia dan binatang, benda mati dan tumbuh-tumbuhan, 


dan lain sebagainya.  


Allah ta'ala jadikan semua makhluk-makhluk tadi sebagai 


tanda serta bukti yang nyata bagi orang yang masih selamat akal 


pikirannya, 


yang menggambarkan tentang keberadaan, 


keagungan serta ke esaan Allah azza wa jalla. seperti dikatakan, 


"Pada segala sesuatu ada tanda yang menunjukan akan ke esaan 


Nya". Dia menyatakan, "Tidak diragukan lagi kebenaran 


13 


ucapanmu, tapi, apakah cukup sampai disini, atau ada tambahan 


lagi? Ia, jawabku. 


Sesungguhnya indera mata yang kecil lagi sempit ini 


mempunyai batasan penglihatan yang mampu dijangkaunya, 


karena tidak mungkin semua yang ada wujudnya mampu 


dilihatnya. Maka, penglihatan yang masuk dalam kapasitas 


jangkauan mata kita sangatlah terbatas, demikian pula yang 


dilihat juga terbatas. Seperti misalnya; Angin ada bentuknya, tapi, 


apakah engkau mampu melihatnya? Tidak bisa. Akal yang ada 


dikepala itu juga ada bentuknya, tapi, apakah engkau mampu 


melihatnya? Tidak bisa. Ruh yang ada ditubuh seorang manusia 


juga bentuknya ada, tapi, apakah engkau mampu melihatnya? 


Jawabannya juga tidak bisa.  


Dari itu kita menyakini bahwa benda-benda ini, ada 


wujudnya akan tetapi tidak bisa terlihat, yang terlihat hanyalah 


akibat serta efeknya saja. Apakah dirimu bisa melihat orang yang 


terhalangi tembok? Tentu sulit. Apakah engkau mampu melihat 


bumi secara detail atau dirimu melihat semua bintang yang ada 


dilangit? Sudah dapat dipastikan dirimu tidak akan sanggup untuk 


melihatnya kecuali sedikit saja diantaranya. 


Apakah engkau mampu menyaksikan sesuatu yang jauh, 


atau sesuatu yang dekat tapi lembut? Itu juga tidak mungkin. 





Apakah dirimu tahan melihat panas matahari dengan mata 


telanjang disiang hari bolong? Mustahil kamu dapat melakukan 


tanpa bantuan alat. Apakah mungkin kamu mendaki gunung 


hanya dengan menggunakan tanganmu, atau memasukkan 


khayalan dari makanan yang paling enak sekalipun kedalam 


perutmu, atau melihat udara dengan mata telanjang? Sangat 


mustahil. Karena dirimu lemah, kemampuan yang engkau miliki 


juga lemah, yang tidak mungkin engkau sanggup untuk 


menggapai seluruhnya. Dan Allah Shubhanahu wa ta’alla 


menyatakan hal itu didalam firman -Nya: 





"Allah hendak memberikan keringanan kepadamu dan manusia 


dijadikan bersifat lemah".  (QS an-Nisaa': 28). 


 


Karena sesungguhnya sifat perfect (sempurna) itu semua 


hanya milik Allah Shubhanahu wa ta’alla semata, dan sifat mulia 


itu semua juga milik -Nya semata, dan sifat agung itu juga semua 


milik Allah Shubhanahu wa ta’alla semata. Sebagaimana di 


jelaskan didalam fiman -Nya: 





"Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan 


Dia. Dia mempunyai asmaaul husna (nama-nama yang baik)". (QS 


Thahaa: 8). 


 


Sesungguhnya kursinya Allah Shubhanahu wa ta’alla seluas langit 


dan bumi, dan –Dia bersemayam diatas Arsy -Nya, yang bentuk 


ciptaan     -Nya tidak sebanding sama sekali dengan kursi tempat 


menaruh kedua kaki -Nya, dan langit yang tujuh lapis bila 


dibanding dengan Arsy kecuali seperti cincin yang dilempar ke 


tengah padang pasir. Bila demikian, bagaimana mungkin engkau 


bisa melihat dan menjangkau Allah Shubhanahu wa ta’alla 


dengan bola mata yang lemah lagi terbatas jangkauannya. 


Sesungguhnya Allah Shubhanahu wa ta’alla adalah 


pemberi cahaya langit dan bumi, seperti dijelaskan dalam firman 


Nya yang menyatakan: 





"Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi". (QS an-Nuur: 


35). 


 


       Dan Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah 


ditanya apakah melihat Allah (ketika mi'raj) kelangit tujuh? Beliau 


menjawab, "Cahaya, bagaimana mungkin aku bisa melihat -Nya". 


HR Muslim no: 178. 


 


17 


Dalam redaksi lain Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam 


bersabda: 





"Hijab penutupnya adalah cahaya yang kalau seandainya tabir 


tersebut dibuka niscaya akan hancur setiap makhluk yang 


memandang -Nya". HR Muslim no: 179. 


 


Sehingga sangat jauh sekali kemungkinan kedua matamu yang 


lemah itu, yang digunakan untuk melihat cahaya matahari saja 


tidak sanggup, apalagi melihat Allah Shubhanahu wa ta’alla 


secara langsung. Tidakkah engkau menyadari betapa 


menakjubkan kondisi orang, yang sejatinya sangat lalim dan 


bodoh.  


Dan dengarlah kisah, tatkala Musa 'alaihi sallam 


memohon pada Rabbnya untuk diberi kesempatan melihat -Nya, 


maka Allah Shubhanahu wa ta’alla mengabarkan padanya kalau 


dirinya tidak mungkin akan sanggup untuk melihatnya, kemudian –Dia menyuruh Musa untuk mengalihkan penglihatannya ke arah 


 


18 


gunung manakala  –Dia  menampakkan pada gunung tersebut, 


dalam rangka pembuktian, menguatkan penolakan yang Allah 


Shubhanahu wa ta’alla lakukan padanya. Dan hal itu direkam 


secara jelas oleh Allah ta'ala melalui firman -Nya: 





"Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada 


waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman 


(langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, 


nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat 


kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak 


sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap 


di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat 


Ku". tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, 


dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh 


pingsan. maka setelah Musa sadar kembali, Dia berkata: "Maha 


suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang 


pertama-tama beriman".  (QS al-A'raaf: 143). 


 


Lihat pada gunung ini, dengan ukuran yang demikian 


besar bersama materi partikel yang begitu keras, tidak sanggup 


 


19 


menahan tatkala Allah Shubhanahu wa ta’alla menampakkan 


padanya. Lantas bagaimana mungkin seorang manusia akan 


melihat -Nya secara langsung dimuka bumi ini dengan 


penglihatan mata yang serba lemah yang tidak sanggup menahan 


hanya untuk melihat matahari! Atau untuk melihat udara, akal, 


serta ruh, bagaimana mungkin hal itu sanggup, maka Maha suci 


Allah Shubhanahu wa ta’alla yang menyatakan dalam firman 


Nya: 





"Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang -Dia 


dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah yang Maha 


Halus lagi Maha mengetahui". (QS al-An'aam: 103). 


 


Maka adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu, sedangkan 


Dia tidak mungkin sanggup dikuasai oleh yang lain.  


Allah Shubhanahu wa ta’alla Maha mampu melakukan 


segala sesuatu, -Dia Maha menguasi setiap makhluk, sedangkan 


tidak ada seorang makhlukpun yang sanggup menguasai -Nya. 


Allah Shubhanahu wa ta’alla Maha meliputi setiap makhluk, 


sedangkan tidak ada seorang makhlukpun yang sanggup meliputi 


 


20 -Nya. Maha benar Allah Shubhanahu wa ta’alla yang menyatakan 


dalam firman     -Nya: 





"Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan 


yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman 


Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan 


Nya. Maha suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka 


persekutukan". (QS az-Zumar: 67). 


 


Dan diantara bentuk kasih sayang dan hikmah yang Allah 


Shubhanahu wa ta’alla berikan pada para hamba -Nya adalah 


menjadikan makhluk -Nya tidak bisa melihat -Nya didunia, 


dikarenakan mereka kalau seandainya mampu melihat dengan 


keagungan dan kebesaran  -Nya niscaya mereka akan taat kepada       -Nya dan tidak berani melakukan perbuatan maksiat kepada -Nya 


selama-lamanya. Maka hilang lah hikmah diadakannya beban 


taklif perintah dan larangan, akan percuma adanya ganjaran dan 


hukuman, oleh karena itu -Dia melarang kita untuk bisa melihat 


Nya didunia, dikarenakan Allah Shubhanahu wa ta’alla 


menginginkan supaya kita mendatangi -Nya, beriman kepada 


Nya, serta mentaati -Nya dalam keadaan kita bebas menentukan 


 


21 


tanpa adanya paksaan. Allah Shubhanahu wa ta’alla menyatakan 


didalam firman -Nya: 





"Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu, maka 


barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan 


barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir".  (QS al-Kahfi: 29). 


 


Seorang raja dunia saja tidak ada yang berani 


melawannya ketika sedang berada dihadapannya atau berada 


didaerah kekuasaannya karena rasa segan dan hormat padanya, 


lantas bagaimana kalau seandainya kita melihat Raja diraja, yaitu 


Allah azza wa jalla. Akan tetapi kita bisa melihat -Nya didunia ini 


dengan perantara hati bukan dengan mata telanjang, kita melihat 


ciptaan       -Nya dari sekian juta makhluk yang berada disekeliling 


kita beserta keagungan ciptaan -Nya. Allah Shubhanahu wa ta’alla 


menyatakan dalam firman -Nya: 





"(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan 


kamu, tidak ada Tuhan selain -Dia, Pencipta segala sesuatu, maka 


sembahlah -Dia, dan -Dia adalah pemelihara segala sesuatu. -Dia 


tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang -Dia dapat 


melihat segala yang kelihatan; dan -Dialah yang Maha Halus lagi 


Maha mengetahui". (QS al-An'aam: 102-103). 


 


Namun, bukan berarti Allah Shubhanahu wa ta’alla tidak 


bisa dilihat selama-lamanya, karena orang-orang yang beriman 


kelak akan melihat -Nya secara langsung diakhirat sebagai bentuk 


penghargaan pada mereka. Seperti yang ditegaskan oleh Allah 


Shubhanahu wa ta’alla didalam firman -Nya: 





"Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. 


Kepada Tuhannyalah mereka melihat".  (QS al-Qiyaamah: 22-23). 


 


Oleh karena itu, wajib bagi kita untuk mengenali sifat


sifat pencipta kita melalui perantara tanda-tanda kekuasaan -Nya 


dan makhluk-makhluk -Nya yang tersebar memenuhi ruang langit 


 


23 


dan bumi, dan adanya pengaturan pada makhluk menunjukan 


adanya yang mengatur, adanya ilmu menunjukan adanya yang 


maha mengetahui, adanya kemampuan menunjukan adanya yang 


maha mampu, adanya nikmat menunjukan adanya yang memberi 


nikmat, adanya perawatan menunjukan adanya yang merawat, 


demikian seterusnya. Dan Allah Shubhanahu wa ta’alla 


menyatakan didalam firman -Nya: 





"Allah -lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula 


bumi. perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui 


bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan 


sesungguhnya Allah ilmu  -Nya benar-benar meliputi segala 


sesuatu". (QS ath-Thalaq: 12). 


 


        Maka ilmu yang paling besar, serta pondasi ilmu yang terbaik 


adalah mengetahui  Allah Shubhanahu wa ta’alla dan nama-nama 


serta sifat-sifat -Nya dan perbuatan -Nya, kekuasaan, agama, janji 


serta ancaman -Nya. Allah Shubhanahu wa ta’alla menyatakan 


didalam firman -Nya: 





"Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah yang 


berhak disembah selain Allah dan mohonlah ampunan bagi 


dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan 


perempuan. dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan 


tempat kamu tinggal".  (QS Muhammad: 19). 


 


Orang tersebut lalu menyatakan, "Semoga Allah Shubhanahu wa 


ta’alla memberimu taufik, sungguh sekarang aku menjadi paham 


dengan obrolan ringkas yang banyak mengandung faidah ini. 


Duhai betapa meruginya para hamba, sangat disesalkan 


masih adanya kebodohan, celaka bila enggan berfikir dan 


merenung, sesungguhnya kitab suci yang Allah Shubhanahu wa 


ta’alla turunkan pada kita mengandung segala penjelasan. 


Apakah kita sudah membaca al-Qur'an? Karena sesungguhnya 


dirimu tidak mungkin mendapati kebenaran sejati yang jelas dan 


gamblang melainkan melalui ayat-ayat -Nya serta mukjizat yang 


tersimpan didalamnya. Allah Shubhanahu wa ta’alla menyatakan 


didalam firman -Nya: 





"Itulah ayat-ayat Allah yang Kami membacakannya kepadamu 


dengan sebenarnya; maka dengan perkataan manakah lagi 


mereka akan beriman sesudah (kalam) Allah dan keterangan


keterangan -Nya". (QS al-Jaatsiyah: 6). 


 


Ya Allah berilah taufik kepada kami untuk mudah mengamalkan 


isi kitab -Mu dan mengikuti sunah nabi -Mu, dan jadikan kami 


sebagai orang-orang yang apabila mendengar ucapan yang baik 


mampu memilah dan mengikuti yang benar. 



Tulisan Terbaru

Perjalanan Hidup SA’D ...

Perjalanan Hidup SA’D BIN MU’ADZ r.a

Kejadian-kejadian pen ...

Kejadian-kejadian penting yang terjadi setelah Fathu Makkah sampai Rasulullah saw. Wafat. Bagian 1 Oleh: DR. Mustafa as Siba’i.

Peperangan Rasulullah ...

Peperangan Rasulullah saw. Bagian 3 Oleh: DR. Mustafa as Siba’i.

Peperangan Rasulullah ...

Peperangan Rasulullah saw. Bagian 1 Oleh: DR. Mustafa as Siba’i.